Sejarah Kabupaten Kendal
Menurut kisah, Sunan Katong pernah terpana memandang keindahan dan kerindangan pohon Kendal yang tumbuh di lingkungan sekitar. Sambil menikmati pemandangan pohon Kendal
yang nampak “sari” itu, Beliau menyebut bahwa di daerah tersebut kelak
bakal disebut “Kendalsari”. Pohon besar yang oleh warga masyarakat
disebut-sebut berada di pinggir Jln Pemuda Kendal itu juga dikenal dengan nama Kendal Growong karena batangnya berlubang atau growong.
Dari kisah tersebut diketahui bahwa nama Kendal
dipakai untuk menyebutkan suatu wilayah atau daerah setelah Sunan
Katong menyebutnya. Kisah penyebutan nama itu didukung oleh
berita-berita perjalanan Orang-orang Portugis yang oleh Tom Peres
dikatakan bahwa pada abad ke 15 di Pantai Utara Jawa terdapat Pelabuhan
terkenal yaitu Semarang, Tegal dan Kendal. Bahkan oleh
Dr. H.J. Graaf dikatakan bahwa pada abad 15 dan 16 sejarah Pesisir Tanah
Jawa itu memiliki yang arti sangat penting.
Sejarah Berdirinya Kabupaten Kendal
Adalah seorang pemuda bernama Joko Bahu
putra dari Ki Ageng Cempaluk yang bertempat tinggal di Daerah Kesesi
Kabupaten Pekalongan. Joko Bahu dikenal sebagai seorang yang mencintai
sesama dan pekerja keras hingga Joko Bahu pun berhasil memajukan
daerahnya. Atas keberhasilan itulah akhirnya Sultan Agung Hanyokrokusumo
mengangkatnya menjadi Bupati Kendal bergelar
Tumenggung Bahurekso. Selain itu Tumenggung Bahurekso juga diangkat
sebagai Panglima Perang Mataram pada tanggal 26 Agustus 1628 untuk
memimpin puluhan ribu prajurit menyerbu VOC di Batavia. Pada pertempuran
tanggal 21 Oktober 1628 di Batavia Tumenggung Bahurekso beserta ke dua
putranya gugur sebagai Kusuma Bangsa. Dari perjalanan Sang Tumenggung
Bahurekso memimpin penyerangan VOC di Batavia pada tanggal 26 Agustus
1628 itulah kemudian dijadikan patokan sejarah lahirnya Kabupaten Kendal.
Perkembangan lebih lanjut dengan
momentum gugurnya Tumenggung Bahurekso sebagi penentuan Hari jadi
dinilai beberapa kalangan kurang tepat. Karena momentum tersebut
merupakan sejarah kelam bagi seorang tokoh yang bernama Bahurekso.
Sehingga bila tanggal tersebut diambil sebagai momentum hari jadi
dikhawatirkan akan membawa efek psikologis. Munculnya istilah “gagal dan
gugur” dalam mitologi Jawa dikawatirkan akan membentuk bias-bias
kejiwaan yang berpengaruh pada perilaku pola rasa, cipta dan karsa warga
Kabupaten Kendal, sehingga dirasa kurang tepat jika dijadikan sebagai pertanda awal mula munculnya Kabupaten Kendal.
Dari Hasil Seminar yang diadakan tanggal
15 Agustus 2006, dengan mengundang para pakar dan pelaku sejarah,
seperti Prof. Dr. Djuliati Suroyo ( guru besar Fakultas sastra Undip
Semarang ), Dr. Wasino, M.Hum ( dosen Pasca Sarjana Unnes ) H. Moenadi (
Tokoh Masyarakat Kendal dengan moderator Dr. Singgih
Tri Sulistiyono. serta setelah diadakan penelitian dan pengkajian secara
komprehensip menyepakati dan menyimpulkan bahwa momentum pengangkatan
Bahurekso sebagai Bupati Kendal, dijadikan titik tolak
diterapkannya hari jadi. Pengangkatan bertepatan pada 12 Rabiul Awal
1014 H atau 28 Juli 1605. Tangal tersebut persis hari Kamis Legi malam
jumat pahing tahun 1527 Caka. Penentuan Hari Jadi ini selanjutnya
ditetapkan melalui Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Kendal Nomor 20 Tahun 2006, tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Kendal (Lembaran Daerah no 20 Tahun 2006 Seri E nomor 15)
Pemerintahan Kabupaten Kendal Sekarang dan Jaman Doeloe
Kaliwungu pernah berjaya sebagai pusat pemerintahan sejak awal berdirinya Kabupaten Kendal.
Namun karena kondisi perpolitikan di pusat Mataram pada waktu itu dan
adanya pertimbangan untuk perkembangan pemerintahan, menyebabkan pusat
pemerintahan tersebut pindah ke kota Kendal hingga
sekarang. Sehingga akhirnya Kaliwungu hanya digunakan untuk tempat
tinggal kerabat Ayahanda Bupati yang sering disebut sebagai Kasepuhan.
Sedangkan pemerintahannya dijadikan sebagai daerah administrasi yaitu
Distrik Kaliwungu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar